Minggu, 21 Desember 2014

HAKIKAT IPA (KARAKTERISTIK IPA, KARAKTERISTIK BELAJAR IPA)

KARAKTERISTIK IPA, KARAKTERISTIK BELAJAR IPA


Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah: Pengembangan Mata Kuliah Pendidikan IPA SD
           Dosen Pengampu: Arfilia Wijayanti,S.Pd,M.Pd


                 

                 Disusun oleh: 

                 Lucia Maharani.W

          mmFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PG-SD
     UNIVERSITAS PGRI
  SEMARANG
  2014




KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Penyusunan makalah yang berjudul HAKIKAT IPA  ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing mata kuliah pengembangan IPA SD
Penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada semua yang terlibat dalam penyusunan makalah ini khususnya dosen pembimbing mata kuliah pengembangan IPA SD. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran sangat diperlukan oleh penulis.

Semarang,22 Desember 2014
                                              
                                                                                                                    

                                        

                                                                                                                                   Penulis 







KONSEP IPA

Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains ini berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti ”saya tahu”. Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal dari kata science yang berarti ”pengetahuan”.
Science kemudian berkembang menjadi social sarcience (IPS) dan natural science yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan alam (IPA).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitarnya, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan-gagasan.
        
           Tujuan Pelajaran IPA:
Pelajaran IPA bukanlah suatu ilmu yang haras diterima dan dihafalkan oleh anak-anak, tetapi suatu alat untuk
mengaktifkan anak-anak kepada sesuatu tujuan yang tertentu. Proses perolehan materi pelajaran IPA tidak
hanya sebatas menghafalkan pendapat-pendapat para ahli-ahli, namun harus diperoleh dengan cara praktik
sehingga dapat merangsang siswa mengadakan penyelidikan masalah-masalah yang berhubungan dengan
materi pelajaran.
     Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar (Depdikbud, 1994:81), tujuan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD) adalah :
 a.   Siswa memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
 b.   Siswa memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan dan gagasan tentang ajaran sekitarnya,
 c.    Siswa mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar.
d.   Siswa bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama dan mandiri.
e.   Siswa mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
f.     Siswa mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan seharihan.
g.    Siswa mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari
kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam kamus Fowler (1951), natural science didefinisikan sebagai:
“systematic and formulated knowledge dealing with material phenomena and based mainly on observation and induction” (yang diartikan bahwa ilmu pengetahuan alam didefinisikan sebagai: pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada hasil pengamatan dan induksi).
Pertanyaan klasik yang muncul apabila kita akan membahas mengenai sains, adalah apakah sains itu?
-Sains sebagai ilmu pengetahuan alam yang meliputi: fisika, kimia, dan biologi.


KARAKTERISTIK IPA

IPA dapat diartikan secara berbeda menurut sudut pandang yang dipergunakan. IPA sering didefinisikan sebagai kumpulan informasi ilmiah. Ada ilmuwan yang memandang IPA sebagai suatu metode untuk menguji hipotesis. Sedangkan seorang filsuf memandangnya sebagai cara bertanya tentang kebenaran dari apa yang kita ketahui. Para ilmuwan IPA dalam mempelajari gejala alam, menggunakan proses dan sikap ilmiah. Proses ilmiah yang dimaksud misalnya melalui pengamatan, eksperimen, dan analisis yang bersifat rasional. Sikap ilmiah contohnya adalah objektif dan jujur dalam mengumpulkan data yang diperoleh. Dengan menggunakan proses dan sikap ilmiah itu scientist memperoleh penemuan penemuan atau produk yang berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori.
Carin (1993) menyatakan bahwa IPA sebagai produk atau isi mencakup fakta, konsep, prinsip, hukum-hukum, dan teori IPA. Jadi pada hakikatnya IPA terdiri dari tiga komponen, yaitu sikap ilmiah, proses ilmiah, dan produk ilmiah. Hal ini berarti bahwa IPA tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau berbagai macam fakta yang dihapal, IPA juga merupakan kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari gejala-gejala alam yang belum dapat direnungkan. IPA menggunakan apa yang telah diketahui sebagai batu loncatan untuk memahami apa yang belum diketahui. Suatu masalah IPA yang telah dirumuskan dan kemudian berhasil dipecahkan akan memungkinkan IPA untuk berkembang secara dinamis, sehingga kumpulan pengetahuan sebagai produk juga bertambah.

Sedangkan menurut Trowbridge dan Bybee (1990) IPA merupakan representasi dari suatu hubungan dinamis yang mencakup tiga faktor utama, yaitu: “the extent body of scientific knowledge, the values of science, and the methods and processes of science“. Pandangan ini lebih luas jika dibandingkan dengan pengertian IPA yang dikemukakan Hungerford dan Volk (1990), karena Trowbridge dan Bybee (1990) selain memandang IPA sebagai suatu proses dan metode (methods and processes) serta produk-produk (body of scientific knowledge), juga melihat bahwa IPA mengandung nilai-nilai (values). IPA adalah sekumpulan nilai-nilai dan prinsip yang dapat menjadi petunjuk pengembangan kurikulum dalam IPA (Gill, 1991).

Sebagai body of scientific knowledgeIPA adalah hasil interpretasi/deskripsi tentang dunia kealaman (natural world). Hal ini sesungguhnya sama dengan elemen produk pada definisi IPA yang dikemukakan oleh Hungerford dan Volk (1990). Tujuan IPA adalah pengembangan body of scientific knowledge (Hyllegard dan Morrow, 1996).

IPA sebagai proses/metode penyelidikan (inquiry methods) meliputi cara berpikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan saintis untuk memperoleh produk-produk IPA atau ilmu pengetahuan ilmiah, misalnya observasi, pengukuran, merumuskan dan menguji hipotesis, mengumpulkan data, bereksperimen, dan prediksi. Dalam konteks itu, IPA bukan sekadar cara bekerja, melihat, dan cara berpikir, melainkan science as a way of knowing’. Artinya, IPA sebagai proses juga dapat meliputi kecenderungan sikap/tindakan, keingintahuan, kebiasaan berpikir, dan seperangkat prosedur. Sementara nilai-nilai IPA berhubungan dengan tanggung jawab moral, nilai-nilai sosial, manfaat IPA untuk IPA dan kehidupan manusia, serta sikap dan tindakan (misalnya, keingintahuan, kejujuran, ketelitian, ketekunan, hati-hati, toleran, hemat, dan pengambilan keputusan). Berdasarkan berbagai pandangan di atas, IPA harus dipandang sebagai cara berpikir untuk memahami alam, melakukan penyelidikan, dan sebagai kumpulan pengetahuan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Collete dan Chiappetta (1994) yang menyatakan bahwa IPA pada hakikatnya merupakan; kumpulan pengetahuan (a body of knowledge), cara atau jalan berpikir (method of thinking), dan cara untuk penyelidikan (method of investigating).

IPA disiplin ilmu memiliki ciri-ciri sebagaimana disiplin ilmu lainnya. Setiap disiplin ilmu selain mempunyai ciri umum, juga mempunyai ciri khusus/karakteristik.
Ciri-ciri khusus tersebut dipaparkan berikut ini:
aIPA mempunyai nilai ilmiah 
artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah  dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya.
bIPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis
dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
c. IPA merupakan pengetahuan teoritis
Teori IPA diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain
d. IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan.
  Dengan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut (Depdiknas, 2006).
e. IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap
—  Produk dapat berupa fakta (konsep), prinsip, teori, dan hukum. Proses merupakan prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah. Aplikasi merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah dan   konsep IPA dalam kehidupan sehari-hariSikap merupakan rasa ingin tahu tentang obyekfenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.


Langkah-langkah Metode Ilmiah:
1)Perumusan masalah
2)Penyusunan hipotesis
3)Pengujian hipotesis dengan eksperimentasi
4)Penarikan kesimpulan


KARAKTERISTIK BELAJAR IPA 
Uraian karakteristik belajar IPA dapat diuraikan sebagi berikut.
1. Proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera, seluruh proses berpikir, dan berbagai macam gerakan otot.
2. Belajar IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara (teknik). Misalnya, observasi, eksplorasi, dan eksperimentasi.
3. Belajar IPA memerlukan berbagai macam alat, terutama untuk membantu pengamatan. Hal ini dilakukan karena kemampuan alat indera manusia itu sangat terbatas. Selain itu, ada hal-hal tertentu bila data yang kita peroleh hanya berdasarkan pengamatan dengan indera, akan memberikan hasil yang kurang obyektif, sementara itu IPA mengutamakan obyektivitas.
4.Belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu ilmiah (misal seminar, konferensi atau simposium), studi kepustakaan, mengunjungi suatu objek, penyusunan hipotesis, dan yang lainnya. Kegiatan tersebut kita lakukan semata-mata dalam rangka untuk memperoleh pengakuan kebenaran temuan yang benar-benar obyektif.
5. Belajar IPA merupakan proses aktif.

Daftar isi: http://karyailmiahpopuler.blogspot.com/2014/01/konsep-dasar-mata-pelajaran-ipa-di-sd.html#sthash.03lpNyve.dpuf, http://horiq.blog.uns.ac.id/karakteristik-ipa.html